Mau Pinjam Duit Malah Dikasih Kaleng Biskuit, Siapa Sangka Di Dalamnya Mengharukan!


Kisah ini bercerita tentang seorang ibu bernama ibu Fitri. Dari muda, hidupnya sudah susah. Suaminya sudah lama meningg4l. Ia membesarkan anaknya seorang diri. Bisa dikatakan, ia tidak pernah hidup senang satu hari pun.

Kini anaknya telah tumbuh besar dan sudah menikah. Hitung-hitung, ia seharusnya sudah bisa pensiun, namun sayangnya ia tetap tidak bisa menikmati masa tuanya. Ia didiagnosa terkena kanker lambung stadium 3. Dokter bilang harus segera di0perasi, kalau tidak, nyawanya bisa melayang.

Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia sendiri tidak punya uang sebanyak itu untuk membayar biaya 0perasi. Setelah berpikir semalaman, ia memutuskan untuk meminjam uang kepada menantunya.

Besok paginya, ia berangkat naik kereta ke kota. Anak laki-laki dan menantunya tinggal di kota, sedangkan ia sendiri tinggal di kampung. Ia harus naik kereta 8 jam dan baru tiba di sana waktu sore.

Sampai di rumah anaknya, ternyata anaknya tidak ada di rumah, lagi dinas ke luar kota. Di rumah cuma ada menantunya dan besannya. Belum lama ini, menantunya keguguran, sehingga sementara ini besannya tinggal di sana untuk merawatnya.

Begitu masuk ke rumah, ia tidak disambut dengan baik oleh besannya. Mukanya masam dan tidak enak dilihat. Menyapa pun dicuekin. Dalam hati, ia tahu kalau besannya ini tidak suka dengannya dan anaknya. Kalau bukan menantunya yang paksa mau nikah sama anaknya, pernikahan ini tidak akan pernah terjadi.

Tapi lain dengan menantunya, ia menyambut ibu Fitri dengan ramah dan wajah tersenyum, “Bu, ibu kenapa datang?” Ibu Fitri tidak tahu harus jawab apa.

Setelah dipersilahkan duduk dan minum air, ibu Fitri ajak menantunya masuk ke kamar untuk membicarakan maksud kedatangannya. Ia pun berbicara dengan nada kecil supaya tidak terdengar oleh besannya.

Siapa sangka ternyata besannya menguping dari luar pintu. Begitu dengar ia mau pinjam uang, besannya langsung buka pintu dan teriak, “Heh, kamu ini ya nenek tua! Kalau mau duit aja baru dateng ke sini! Gak anak gak emak sama aja, bawa sial!”

Kata-kata besannya semakin tidak enak didengar. Ibu Fitri pun sadar kalau menantunya pasti tidak mungkin meminjamkannya uang, untuk itu ia pun bergegas pergi dari rumah itu.

Sebelum pergi, menantunya memanggilnya dan memberinya sekaleng biskuit untuk dimakan di perjalanan. Hari sudah hampir malam, nanti lapar, biskuit ini bisa untuk bertahan sampai kampung.

Ibu Fitri meneteskan air matanya. Hanya menantunya yang masih menunjukkan sedikit kebaikan padanya. Ia pun pamit dan berjanji tidak akan datang mengganggu mereka lagi.

Begitulah, Ibu Fitri pulang ke kampung dengan tangan kosong, cuma sekaleng biskuit di tangan. Ia kepikiran terus sepanjang perjalanan sehingga biskuit itu tidak dimakan. Berbagai macam kesedihan dan keputusasaan memenuhi hatinya.

Begitu sampai di rumah, Ibu Fitri membuka kaleng tersebut. Ia belum makan seharian, setidaknya biskuit ini bisa menahan laparnya.

Tapi ternyata begitu dibuka, ada secarik kertas di atas tumpukan biskuit yang berbunyi,

“Bu, aku paham kesulitan ibu. Kalau bukan benar-benar ada perlu, ibu juga gak bakal jauh-jauh datang ke rumah. Di dalam kartu ini ada 120 juta, PIN-nya 010203. Kalau gak cukup, ibu telepon lagi, nanti biar aku sama Putra (anaknya) cari cara lagi. Hari ini maaf banget gak sempat ajak ibu makan malam. Ibuku sifatnya memang begitu, ibu jangan masukin ke hati ya... Nanti kapan 0perasi ibu kasih tahu kita, aku sama Putra pasti datang lihat ibu!”

Habis baca surat dari menantunya, ibu Fitri tak kuasa menahan air mata. Walaupun besannya berlaku tidak baik padanya, tapi setidaknya ia mendapatkan menantu yang baik!

Related Posts

Load comments