Hampir satu bulan kita memperingati tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, pesawat tersebut dilaporkan jatuh setelah hilang kontak pada Senin (29/10/2018) pukul 06.33 WIB.
Ditengah konflik ganti rugi yang tak kunjung usai, kini pesawat tersebut memasuki babak baru.
KNKT abu (28/11/2018), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasi awal penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan berhasil menguak salah satu penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Salah satu penyebabnya adalah pesawat mengalami stall atau kehilangan daya angkat.
Dari data Flight Data Recoreder (FDR), menunjukkan jika hidung pesawat turun lebih dari 20 kali dalam 11 menit.
Pilot beberapa kali berusaha menaikkan hidung pesawat tersebut agar tidak kehilangan daya angkat.
Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil, pesawat menukik tajam dengan kecepatan 700 kilometer per jam.
Dan parahnya lagi adalah tiga hari sebelum kejadian tersebut, pesawat JT 610 dilaporkan mengalami 6 masalah.
Banyak orang yang menyangkan insiden kecelakaan tersebut, namun apa daya, ibarat pepatah mengatakan "nasi sudah menjadi bubur," begitu pula pesawat Lion Air yang kini tinggal puing - puingnya saja.
Mungkin ini bisa menjadi pelajaran untuk kedepannya, agar tidak meremehkan masalah sekecil apapun dalam maskapai penerbangan mereka, karena sesuatu yang besar, pasti berawal dari yang kecil.