Jika dilihat sekilas, tak ada yang berbeda dari penampilan pemulung sampah di atas. Penampilan yang sederhana serta selalu bergelut dengan sampah-sampah merupakan hal yang umum yang dapat dilihat dari seorang pemulung sampah. Tapi ada kisah berbeda dari pemulung sampah di atas. Kisah yang pasti akan membuat siapa pun kagum dan bangga padanya.
Nama pria tersebut adalah Seladi. Pria asal malang yang sudah memiliki 3 orang anak tersebut sudah terbiasa mengumpulkan sampah sebagai bagian dari usahanya untuk menafkahi keluarganya. Setiap harinya, pria paruh baya tersebut memperoleh uang sekitar Rp.25 ribu hingga Rp.50 ribu dari hasil menjual sampah yang dikumpulkannya. Meskipun jumlahnya tidak begitu banyak, hal itu tetap disyukuri oleh Seladi.
Sampai disini mungkin kisah Seladi terlihat biasa saja sebab hampir semua pemulung menjalani hidup seperti itu. Namun yang membuat kisah pria itu istimewa adalah fakta bahwa Seladi ternyata merupakan seorang anggota kepolisian Republik Indonesia. Yah, pria tersebut adalah anggota kepolisian berpangkat Bripka. Bripka Seladi sehari-hari bertugas di Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi Polres Malang Kota sebagai pengurus SIM.
Walaupun pekerjaan utamanya adalah anggota polisi, nyatanya penghasilan yang diperoleh pria tersebut dari pekerjaan utamanya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebagai anggota polisi yang bekerja sebagai pengurus SIM, Bripka Seladi bisa saja mengambil uang suap dalam pengurusan SIM guna mencukupi kebutuhan keluarganya. Tapi hal itu tak mau dilakukan oleh Seladi. Meskipun gajinya tak seberapa, prinsip kejujuran tetap dipegang teguh oleh pria tersebut,
Alhasil untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, Bripka Seladi memilih bekerja menjadi pemulung sampah sebagai pekerjaan sampingannya. Pekerjaan memulung sampah biasanya dikerjakan Seladi pada saat malam hari, selepas ia melaksanakan pekerjaan utamanya sebagai polisi. Sudah 8 tahun belakangan pria tersebut melakoni pekerjaan sambilan tersebut. Meskipun sering mendapat cemoohan dari beberapa pihak atas pekerjaan sampingannya yang dinilai rendah tersebut, Bripka seladi tak pernah menghiraukan cemoohan itu.
Selama pekerjaan yang dikerjakan tersebut halal, Bripka Seladi akan dengan senang hati mengerjakannya. Bagi Bripka Seladi, penghasilan yang diperoleh dari memulung sampah, walaupun tak seberapa jauh lebih berkah bagi keluarganya daripada uang hasil suap. Oleh karena itu, Bripka Seladi tak pernah malu bekerja sampingan sebagai pemulung sampah.