Duka akibat insiden yang menimpa pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang masih terasa. Pencarian korban terus dilakukan. Tim SAR akhirnya berhasil mengidentifikasi 27 jenazah korban.
Pemeriksaan terhadap sampel DNA korban setelah meninggal pun dilakukan. Sampel ini lantas dicocokkan dengan sampel fisik khas korban sebelum meninggal, yang dibawa keluarga korban.
Dilansir dari laman Tagar News id (6/11/2018), Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah mengumpulkan dan memeriksa sebanyak 306 sampel DNA korban. Tim DVI juga telah mengumpulkan semua sampel DNA keluarga inti korban dari dari korban yang berjumlah 189 jiwa.
Namun, di tengah kesedihan ini, ada yang unik lagi menggelitik. Salah satu korban berjenis kelamin lelaki yang berhasil teridentifikasi meninggalkan permasalahan, saat uang duka hendak diterimakan kepada keluarga.
Ternyata, korban itu seorang suami yang memiliki 5 orang istri. Ketiga orang istri ikut hadir di RS Polri Raden Said Sukanto. Awalnya yang maju adalah istri pertama untuk menerima Surat Keterangan Kematian.
Begitu surat duka itu hendak diberikan, ada wanita lain yang protes sambil mendorong istri wanita itu. Rupanya, di adalah istri kedua.
Kedua istri tersebut ribut di depan Kombes Pol Edi Purnomo dan utusan Lion Air. Akhirnya mereka disuruh masuk ke ruang forensik untuk menyelesaikan masalah.
Konyolnya, saat itu ada satu lagi perempuan yang berteriak. Rupanya dia tak terima, kalau suratnya diambil oleh istri yang lain.
Keruan saja kejadian ini menyita perhatian di lingkungan Rumah Sakit Polri. Hingga artikel ini ditulis, problem ini masih dalam proses penyelesaian.
Wah, seru ya. Kayak di Sinetron aja. Ramainya perebutan surat duka tentunya telah mengubah suasana. Tak lagi nuansa sedih, namun berganti menjadi memanas. Sebuah ironi yang tak selayaknya terjadi.
Kita doakan, semoga almarhum suami itu diterima Allah, di tempat yang indah. Jauh dari hiruk pikuk urusan dunia, termasuk para istri