8 Pengakuan HS, Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Sempat Berputar-putar hingga ke Klinik Obati Jarinya


Setelah HS berhasil ditangkap, Polisi merilis daftar pengakuan HS, pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi.

Dilansir Grid.ID dari Tribunnews.com, polisi berhasil menangkap HS pada Rabu (14/11/2018) dan mengumpulkan pengakuan HS, pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi.

Berikut ini daftar pengakuan HS, pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi saat dimintai keterangan oleh polisi.

Saat ditangkap, HS mengelak telah melakukan aksi kejam tersebut.

Namun polisi telah menyimpan berbagai barang bukti dari terduga pelaku.

Pelaku tak dapat berkelit lagi dan mengakui beberapa hal saat dimintai keterangan oleh polisi.

1. Dendam karena sering diolok

Menurut polisi, HS mengaku kerap mendapat hinaan dan perlakuan tidak menyenangkan dari korban.

Hal tersebut membuat HS tak dapat menahan emosinya.

"Tersangka ini sering dihina-hina. Kadang-kadang kalau di situ dibangunkan dengan kaki," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, dilansir Grid.ID dari Tribun Bogor, Jumat (16/11/2018).

2. Merasa penghasilannya diambil korban

HS juga mengaku merasa sakit hati setelah pekerjaannya sebagai penjaga kos milik Douglas Nainggolan diambil alih oleh Diperum Nainggolan.

Karena pekerjaannya diambil alih, HS merasa penghasilannya turut diambil alih oleh Diperum Nainggolan.

Diperum Nainggolan sendiri merupakan adik dari sang pemilik kos, Douglas Nainggolan.

"Pelaku sakit hati karena korban ini pengelola kos. Beberapa waktu yang lalu pengelolanya pelaku," ujar Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Wahyu Hadiningrat, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018) melansir Tribunnews.

3. Membunuh Diperum Nainggolan dan Istri dengan Linggis

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan jika HS telah mengaku membunuh keluarga Diperum dalam pemeriksaan.

HS mengaku kepada polisi bahwa ia menghabisi Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita dengan menggunakan linggis.

4. Sempat menidurkan anak Diperum Nainggolan yang terbangun

Setelah Diperum Nainggolan dan istrinya meninggal, HS mengaku kedua anak korban, Sarah dan Arya sempat keluar kamar untuk mencari orang tuanya.

Mengetahui hal tersebut, HS segera menghalangi dua bocah tersebut dan meminta mereka tidur kembali.

"Haris menenangkan dua anak Diperum dan bilang 'Tidur lagi sana, Mama cuma sakit kok'," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018) dikutip Grid.ID dari Tribun Jakarta.

5. Mencekik Sarah dan Arya

Setelah kedua bocah tersebut mulai tertidur kembali, HS mencekik mereka hingga tewas.

Hal ini sesuai dengan penemuan polisi saat menggelar olah TKP dimana tak ada tanda-tanda luka terbuka.

"Sedangkan untuk anak, kehabisan oksigen, karena tidak ditemukan luka terbuka," ujar Kapolres Metro Bekasi Kombes Indarto, Selasa (13/11/2018) Dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

6. Menenangkan diri berputar-putar membawa mobil korban

Usai membunuh, HS merasa perlu menenangkan dirinya.

HS memilih berputar-putar dengan menggunakan mobil milik korban.

"Setelah kejadian dia menggunakan mobil X-Trail, muter-muter," ujar Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Wahyu Hadiningrat yang dikutip dari Wartakota.

7. Membuang Linggis ke Kawasan Kalimalang

Setelah berputar-putar, HS membuang linggis yang ia gunakan untuk membunuh ke Kalimalang.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, "Ya, HS membuang linggis tersebut," dikutip Grid.ID dari Tribun Jakarta.

Polisi bahkan meminta HS menunjukkan lokasi pembuangan linggis pada Kamis (15/11/2018) sore.

Namun karena faktor cuaca, linggis itu belum ditemukan.

"Sampai sekarang belum kita temukan karena dibuang di Kalimalang," kata Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018).

"Karena hujan deras, akhirnya pencarian ditunda. Nanti akan kita cari kembali," ucap Argo Yuwono dikutip dari Tribunnews.

8. Pergi ke klinik untuk obati jarinya

Sebelumnya, polisi menemukan bercak hitam di kuku HS yang diduga noda bekas darah.

HS mengaku pada polisi jika telunjuk tangannya terluka sehingga ada darah.

"HS ini ada luka di jari telunjuk tangan. Dia kemudian pada jam 5 pagi berobat ke klinik dideket kos-kosannya di Cikarang sekitar 500 meter dari kos untuk obati jari. Ditanya perawat, mengaku ke perawat jatuh," ucap Argo dikutip dari Tribun Jakarta.

Usai dari Klinik, HS meninggalkan mobil korban di kontrakan Ameera di Desa Mekar Mukti Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

HS berniat mendaki gunung, namun polisi berhasil menangkapnya pada Rabu (16/11/2018) malam.

Related Posts

Load comments