Warga yang selamat dari guncangan dan terjangan tsunami di pesisir Kota Palu sebelum kejadian menyaksikan hal aneh yaitu air laut seperti mendidih. Sebelum terjadi tsunami. Suara dentuman sangat keras di tengah laut juga terdengar. Tak lama setelah itu muncul ombak besar menuju pesisir Palu. Peneliti BMKG yang sejak hari minggu juga melakukan verifikasi model dan kondisi di lapangan menemukan hasil sementara. Penyebab tsunami di Palu dan Donggala diduga bukan karena gempa tektonik. Tapi terbangkitkan oleh longsoran bawah laut setelah gempa bumi.
“Kami melakukan pengukuran dan wawancara kepada masyarakat terkait ketinggian tsunami, inundasi dan run up,” kata Jimmi Nugraha, peneliti BMKG yang melakukan penelitian, Rabu 3 Oktober 2018. dikutip dari makassar.terkini.id (04/10/2018)
Penelitian oleh BMKG ini akan dilakukan sampai besok. Menyisir dua jalur Palu dan Donggala bagian timur dan barat. Dimulai dari daerah Sabang Loli. Memutar Palu sampai Labean. Lokasi tsunami 1968 di Mapaga. Peneliti juga menemukan, gelombang air berpisah ke utara dan selatan akibat longsoran di Marana.
“Longsoran laut berada di sekitar daerah Marana,” kata Jimmi. dikutip dari makassar.terkini.id (04/10/2018)
Tak cuma peneliti dalam negeri yang dibuat bingung oleh Gempa dan Tsunami ini, peneliti dari dunia pun ikut kaget dengan hal ini. Seperti The Guardian memberi judul 'Indonesia Tsunami: Dozens Killed in Sulawesi after Powerful Earthquake. Portal berita Singapura Chanel News Asia juga turut memberitakan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah ini dengan memberi judul Scores Killed in Indonesia Quake-Tsunami' (Puluhan Orang Meninggal di Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia). Menurut mereka gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 kemungkinan kecil membuat ombak sebesar itu hingga merusak. Namun kejadian di Palu Justru Sebaliknya.